SELAMAT DATANG

T
erima kasih Anda telah mengunjungi Grafikologia.

Grafikologia menyajikan menu bergizi seputar dunia desain grafis: ada teori desain, gambar, tipografi, strategi komunikasi, konsep visual, retorika visual, budaya visual, strategi media, membahas/memajang karya para mahasiswa dan tak lupa sedikit tips desain. Selamat menikmati grafikologia!

salam saya,

Rene Arthur

7.10.09

DKV: APA, MENGAPA & BAGAIMANA(1)




Desain Komunikasi Visual atau yang lebih akrab disapa dengan Desain Grafis dewasa ini begitu besar  peran dan pengaruhnya di tengah masyarakat. Mengapa demikian?
Jawabannya ternyata tidak terletak pada selera orang banyak atau trend jaman saja, tetapi ada jawaban yang lebih mendalam. Tulisan ini mengajak anda menelusuri desain grafis sampai ke akar-akarnya, sejak dari awal peradaban hingga masakini dan juga menyangkut hakekat komunikasi (visual) itu sendiri.
Beberapa teori yang digunakan disini untuk membangun pemikiran dalam tulisan ini adalah teori Limas dan Bahasa Rupa Prof. Primadi Tabrani, masukan dari ilmu komunikasi, teori desain grafis, antropologi, dan psikologi persepsi.
1.Manusia diperlengkapi dengan berbagai anugerah Tuhan, antara lain: pancaindra, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan peraba. Dimiliki  manusia purba, manusia abad pertengahan, manusia abad pencerahan hingga manusia masakini.Pancaindera bisa jadi dasar berbagai jenis kesenian.Seni Rupa(mata), Seni Musik(telinga),Seni Kuliner(Lidah dan hidung), Seni Pakaian, Bangunan, Mebel (Kulit/indera peraba) dstnya.
2.Pancaindera inilah gerbang sensasi, informasi yang datang dari luar diri manusia, yakni dari alam, manusia lain atau dari mahluk lainnya. Mata-melihat; Telinga-mendengar;Hidung-mencium;Kulit-merasakan; Lidah-mengecap. Seni memanfaatkan satu atau beberapa paduan indera. Psikologi persepsi dengan teori gestalt/konstruktivis/affordance berupaya memahami bagaimana manusia melihat dengan matanya.Berbekal pengetahuan ini seniman dan desainer dapat mendesain lebih baik dan efektif.
3. Manusia tidak hanya pasif menerima berbagai sensasi dari luar, ia juga aktif menciptakannya. Ia bukan sekadar konsumen visual, konsumen musik dsbnya, ia juga produsen visual, produsen bunyi, produsen bentuk dstnya. Manusia bukan hanya apresiator, ia juga kreator! Menarik untuk diamati, bahwa ia memproduksi benda/gambar(visual)  untuk dilihat terutama dengan tangannya:menggambar, mematung, menulis (bagian vital dari indera peraba, jadi dari visual ke peraba). Ia memproduksi bunyi/suara dengan mulutnya (indera pengecap), ia membuat suatu benda untuk diraba dengan tangannya(peraba-peraba)
Untuk berkomunikasi, indera yang terkesan paling aktif adalah mata(visual) dan telinga(verbal)._