SELAMAT DATANG

T
erima kasih Anda telah mengunjungi Grafikologia.

Grafikologia menyajikan menu bergizi seputar dunia desain grafis: ada teori desain, gambar, tipografi, strategi komunikasi, konsep visual, retorika visual, budaya visual, strategi media, membahas/memajang karya para mahasiswa dan tak lupa sedikit tips desain. Selamat menikmati grafikologia!

salam saya,

Rene Arthur

12.2.08

Komunikasi dengan Membonceng Produk

Melalui media apa desainer grafis menyampaikan pesan visualnya? O banyak sekali. Ada poster, brosur, stiker, spanduk, billboard, dstnya. Inilah media yang tugas utamanya adalah untuk berkomunikasi. Setelah selesai masa tugasnya, biasanya ia dicopot atau dibuang. Memang benar, terkadang ada pula yang menyimpannya sebagai barang koleksi. Selain kelompok di atas, desainer grafis juga menggunakan barang pakai sehari-hari sebagai sarana komunikasi visual. Artinya pesan visual membonceng suatu produk yang fungsi utamanya sebenarnya bukan untuk berkomunikasi. Contoh, asbak diberi logo supermarket, piring diberi logo deterjen, payung, topi, kaus, mobil dstnya, daftar masih dapat diperpanjang. Desain grafis boncengan produk jangan dianggap remeh, desain tidak asal tempel dan lalu jadi. Desainer perlu mempertimbangkan fungsi produk dan pesan yang ingin ia sampaikan. Apakah sebaiknya pesan hardsell atau pesan yang softsell? Secara visual, pesan grafis dapat dirancang menyatu dengan struktur produk, sehingga desain tak terasa memaksa, tapi justru memberi nilai tambah pada produk. Contoh yang ditampilkan di sini berangkat dari prinsip-prinsip tadi dan merupakan salah satu contoh bagaimana desain grafis membonceng produk. Fungsi utama produk adalah notebook. Tanpa grafispun fungsinya tak akan berkurang. Sebab itu, desainer grafis ditantang untuk tidak asal tempel atau mendekorasi bidang buku. Apapun sentuhan grafis yang diberikan harus mampu memberi notebook nilai tambah.