SELAMAT DATANG

T
erima kasih Anda telah mengunjungi Grafikologia.

Grafikologia menyajikan menu bergizi seputar dunia desain grafis: ada teori desain, gambar, tipografi, strategi komunikasi, konsep visual, retorika visual, budaya visual, strategi media, membahas/memajang karya para mahasiswa dan tak lupa sedikit tips desain. Selamat menikmati grafikologia!

salam saya,

Rene Arthur

13.4.08

Grafiskota 6: Usul untuk Pendidikan Desain grafis



Pendidikan desain grafis selama ini mengabdi pada dunia industri.Lihat saja kiblat tema tema proyek Branding dan Logo di sekolah desain grafis. Sehingga di otak mahasiswa desain grafis terpatri seolah-olah proyek yang benar benar grafis adalah proyek yang terkait erat dengan roda perekonomian. Semakin besar fee proyek semakin bergengsi. Brand-brand terkemuka menjadi idaman garapan para desainer. Desainer punya kebanggaan besar bila portofolio

Grafikota 5: Perlunya Desainer Grafis Kota

Desainer grafis amat dibutuhkan kota. Memang di kota telah banyak bertebaran para perancang grafis bekerja sebagai desainer kemasan, iklan, kaos, signage, poster, brosur Yang bekerja di sektor industri. Namun belum terdengar desainer grafis yang bekerja dalam konteks penataan grafis perkotaan. Sudah saatnya pengelola kota menggaji desainer grafis untuk menata iklan-iklan yang bertebaran. Selain itu

Grafikota 4:Problema Polusi Visual, Udara dan Mental


Dewasa ini kota menghadapi polusi visual. Tempat- tempat strategis dapat dibanjiri iklan , awalnya bermaksud memberi informasi tapi akhirnya yang terjadi berteriak tak terkendali sehingga yang terjadi hanyalah ”noise”(polusi visual). Akibat lainnya adalah rusaknya pemandangan kota . Arsitektur yang indah tenggelam dalam riuh rendah iklan. Bahkan pohon

Grafikota 3:Fungsi Desain Grafis Kota

Papan nama toko, billboard iklan, nama jalan, rambu, marka jalan, memiliki peran penting dalam komunikasi kota. Bayangkanlah kota bergedung indah, jalan dan taman yang cantik namun tanpa penunjuk rambu dan identitas toko. Kota tanpa desain grafis hanya menghasilkan disorientasi, chaos, hilangnya identitas dan unsur manusiawi pada kota. Tulisan ini mencatat paling tidak ada 3 fungsi: Fungsi pertama adalah orientasi, media grafisnya adalah peta, grafis penanda lokasi, rambu jalan, dsbnya. Tanpa ini orang mudah tersesat dan kehilangan rasa aman. Kedua adalah ketertiban: Rambu lalin, sistem agar kota dikenal idengan mudah. Tanpa ini kota akan menjadi kacau dan anarkis. Ketiga adalah identitas: Selain informatif media desain grafis juga dapat memberi ciri khas kota. Grafis kota harus harus menata secara terencana namun juga memberi ruang bagi spontanitas publik. Spontanitas yang berlebihan akan menimbulkan polusi visualKeempat, sebagai penyemarak lingkungan. Desain grafis dalam bentuk elemen estetik atau supergraphics dapat mengangkat lingkungan dan menghidupkan bangunan yang kurang menarik atau memanusiakan lingkungan yang kurang manusiawi.

Grafikota 2:Elemen Pembentuk

Apa saja elemen Desain Grafis pada kota? Dalam tulisan terdahulu telah disebut iklan dan papan nama toko. Namun ini baru sebagian dari grafis kota. Mari kita telusuri. Begitu seseorang keluar dari gerbang rumahnya, mulailah ia bersentuhan dengan desain grafis kota. Sebagai pengendara motor atau mobil dijalan ia setiap hari berhadapan dengan aneka rambu lalu lintas, kemudian ada zebra cross, ada marka jalan. Kemudian ada nama-nama jalan yang biasanya kita abaikan, kecuali bila kita berada di daerah baru dan sedang mencari alamat seseorang. Di kota kita juga melihat desain grafis mengelompokkan zona zona tertentu, seperti Kompleks Perumahan Taman Mutiara, Perumahan Fajar Raya, Bandung Indah Plaza, Mal Taman anggrek, Kebun Binatang dan universitas. Keluar kotapun ia akan nertemu dengan tanda kota yag dicoret yang berarti telah meninggalkan area kota tersebut. Pemandangan grafis ini masih dibuat lebih kompleks lagi karena di kota ada Pedagang yang memanfaatkan media modern adapula pedagang yang memanfaatkan media tradisional. Ada komunikasi visual dari pertokoan adapula komunikasi visual dari gerobak dorong tukang bakso, tukang rujak dipinggir jalan. Selain itu, satu lokasi bisa memancarkan 2 kondisi karena perbedaan siang atau malam. Bila siang hari suatu lokasi mengandalkan grafis warnawarni dari cat dan berbagai bentuk huruf dan gambar maka malam hari lampulah yang memegang peranan penting (neon sign, sorot lampu).

Grafikota 1: Desain Grafis sebagai Bagian dari Seni Rupa Kota

Kota yang kita huni dapat kita nikmati sebagai suatu karya seni rupa raksasa. Berbicara tentang seni rupa kota biasanya orang membahas arsitektur , taman(landskap), monumen/patung(sculpture) dan tata kota(planologi). Ada satu cabang seni rupa yang sering terlewat, yakni desain komunikasi visual/desain grafis kota. Kehadiran desain grafis biasanya dianggap sebagai kosmetik atau bumbu penyedap lanskap kota dalam bentuk papan iklan atau neon sign penyemarak suasana.. Memang telah banyak buku grafis membahas iklan kota, namun umumnya iklan /desain grafis dibahas terpisah dari kota secara utuh. Padahal Desain grafis merupakan unsur yang terpadu dengan cabang seni yang disebut terdahulu. Gedung yang arstistik dari segi arsitektural akan kurang lengkap bila tidak mempertimbangkan segi desain grafis. Papan nama atau sign system yang tak didesain dengan baik langsung akan menghancurkannya. Atau katakanlah perancang gedung telah sadar akan pentingnya desain grafis. Jadi ia menggunakan desainer grafis ternama untuk membuat logo dan sign system gedungnya. Namun inipun belum cukup karena lingkungan sekitar gedung dapat dengan mudah merusaknya melalui polusi visual. Jadi, desain grafis, arsitek, penata kota harus bahu membahu bekerja sama, karena mereka harus melihat karya mereka dalam konteks menyeluruh, yakni bagian dari karya seni rupa raksasa, yaitu kota.