SELAMAT DATANG

T
erima kasih Anda telah mengunjungi Grafikologia.

Grafikologia menyajikan menu bergizi seputar dunia desain grafis: ada teori desain, gambar, tipografi, strategi komunikasi, konsep visual, retorika visual, budaya visual, strategi media, membahas/memajang karya para mahasiswa dan tak lupa sedikit tips desain. Selamat menikmati grafikologia!

salam saya,

Rene Arthur

23.3.08

Wajah dalam Desain Grafis

Gambar dari weblog kartun: http://obatbete.blogsome.com Wajah merupakan satu bagian tubuh yang sering disebut -sebut dalam peristilahan desain grafis. Huruf disebut type face/wajah huruf. Lalu karya desain disebut perwajahan. Misalnya perwajahan buku, perwajahan majalah. Apa hubungannya? 1.Daya tarik Utama Orang senang melihat wajah. Wajahnya sendiri atau wajah orang lain. Dari semua elemen gambar, wajah manusialah yang paling menarik untuk dilihat. Tampaknya kecenderungan ini seperti naluriah. Lihatlah sampul majalah, iklan yang banyak sekali memanfaatkan wajah.Pada tubuh kita, secara hirarkis, wajah mendapat tempat paling terhormat dan paling menarik perhatian. Orang menghormati wajahnya. Untuk menghina orang lain, wajahlah yang diludahi. Pentingnya wajah juga terungkap dalam bahasa : hilang muka, muka mau ditaruh dimana, dsbnya. Demikian pula halnya dengan desain grafis. Pertama ia harus menarik perhatian pelihat. Setelah orang tertarik barulah ia bisa dituntun masuk kedalam pesan utama. 2. Penentu Relasi Sebagus apapun tubuh itu, sesexy apapun tubuh itu, selalu akan dicari relasinya dengan wajah. Kekaguman bisa bertambah atau berkurang tergantung dari wajahnaya. Dalam desain, wajah buku, wajah majalah, wajah huruf sangat berpengaruh pada isi pesan. Eksperimen: Gantilah tanda larangan berenang di pantai pangandaran dengan huruf yang berkarakter lembut dan cantik. Wajah berubah, isi terpengaruh. 3. Menyatakan Identitas Wajah menyatakan identitas persona, untuk itulah pasfoto dibuat. Demikian juga desain grafis. Kita dapat membeda bedakan karakter huruf satu dengan lainnya dari wajahnya.Perwajahan buku/majalah amat menimbulkan suasana. 4. Menyatakan dunia batin: mengungkapkan/menyembunyikan isi hati. Wajah juga monitor dunia batin manusia yang tak kasatmata. Sebab itu disebut ekspresi wajah.Ekspresi perasaan pikiran orang. Ekspresi paling murni dan tulus sering dijumpai pada wajah anak-anak. Dalam desain perwajahan bisa jujur menggambarkan isi atau menopengi isi pesan. Desainer yang kreatif akan mampu memanfaatkan type face sesuai kebutuhan. Memadukan type face satu dengan lainnya. Desain grafis juga mengenal istilah perwajahan. Perwajahan menyangkut bagaimana desainer memberi bentuk/rupa pada isi pesan yang abstrak. Bagaimana ia memvisualkan apa yang tak tampak. Karena itu wajah majalah merupakan tampilan total ilustrasi, tipografi, foto yang mencerminkan dunia batin desain yang tak tampak yakni konsep, ide atau pesan.

Latihan Membuat Majalah Indie

Salah satu tugas desain grafis yang saya berikan adalah membuat majalah indie. Respon mahasiswa sangat positip terhadap tugas ini. Apa gunanya tugas majalah indie, bukankah majalah semacam ini bisa dibuat oleh siapa saja yang berniat? Apa manfaatnya bagi pendidikan desain grafis? Majalah indie mengajarkan kepada mahasiswa bahwa ada 2 'suara' majalah: Pertama, suara majalah resmi, yakni majalah yang kita lihat beredar dipasaran, seperti Tempo, Gadis, Bazaar dll. Majalah jenis ini punya pasar dan segmen tersendiri. Untuk bisa masuk /dimuat dimajalah semacam ini kita harus memenuhi persyaratan tertentu, apakah itu dari segi kualitas bentuk karangan ataupun tema yang sesuai visi misi majalah, apakah sesuai dengan keyakinan politik atau sesuai dengan ketentuan pemerintah, diluar itu tidak.
Majalah Indie "TOILET"/ Karya: Cover: Yoda/ Layout: Yohanes Doi, Seno, Gunawan, Peter
Kedua, majalah tak remi atau majalah indie. Majalah semacam ini bukan sekedar independen dalam arti penerbitannya, namun juga mandiri dalam segi tema, topik dan desain dan juga segmen yang dibidik. Barangkali apa yang tak dibahas, apa yang tabu dimuat dalam majalah rsemi, dapat tempat disini. Tak jarang majalah indie melakukan eksperimen bentuk dan isi. Oplag terbatas, distribusi terbatas dan biasanya low budget. Jadi yang menarik adalah 'suara' yang dilantunkan majalah indie. Justru keunikan majalah jenis ini terletak di”kelemahannya”tadi(oplag, mutu cetak, distribusi). Selain itu dengan membuat majalah Indie, mahasiswa belajar berbicara dengan bahasa grafis yang tak selalu resmi seperti bahasa grafis untuk majalah resmi/non indie. Mahasiswa belajar pula bahwa desain grafis tak melulu mengabdi kepada kapitalisme tapi juga dapat dipakai untuk membuat statement grafis yang inspiratif, ekspresif dan kreatif. Membuat majalah indie itu tak usah dibebani pikiran laku tak laku, tapi yang penting”fun” dan paling tidak kita bisa melihat bagaimana tulisan dan gambar yang kita buat dihargai orang.Bagaimana kita menyuarakan aspirasi kita yang mungkin takkan pernah terwadahi di majalah resmi. Majalah Indie juga satu media yang efektif yang mungkin bisa menembus barikade kemapanan yang tak tertembus oleh majalah resmi.