SELAMAT DATANG

T
erima kasih Anda telah mengunjungi Grafikologia.

Grafikologia menyajikan menu bergizi seputar dunia desain grafis: ada teori desain, gambar, tipografi, strategi komunikasi, konsep visual, retorika visual, budaya visual, strategi media, membahas/memajang karya para mahasiswa dan tak lupa sedikit tips desain. Selamat menikmati grafikologia!

salam saya,

Rene Arthur

23.3.08

Latihan Membuat Majalah Indie

Salah satu tugas desain grafis yang saya berikan adalah membuat majalah indie. Respon mahasiswa sangat positip terhadap tugas ini. Apa gunanya tugas majalah indie, bukankah majalah semacam ini bisa dibuat oleh siapa saja yang berniat? Apa manfaatnya bagi pendidikan desain grafis? Majalah indie mengajarkan kepada mahasiswa bahwa ada 2 'suara' majalah: Pertama, suara majalah resmi, yakni majalah yang kita lihat beredar dipasaran, seperti Tempo, Gadis, Bazaar dll. Majalah jenis ini punya pasar dan segmen tersendiri. Untuk bisa masuk /dimuat dimajalah semacam ini kita harus memenuhi persyaratan tertentu, apakah itu dari segi kualitas bentuk karangan ataupun tema yang sesuai visi misi majalah, apakah sesuai dengan keyakinan politik atau sesuai dengan ketentuan pemerintah, diluar itu tidak.
Majalah Indie "TOILET"/ Karya: Cover: Yoda/ Layout: Yohanes Doi, Seno, Gunawan, Peter
Kedua, majalah tak remi atau majalah indie. Majalah semacam ini bukan sekedar independen dalam arti penerbitannya, namun juga mandiri dalam segi tema, topik dan desain dan juga segmen yang dibidik. Barangkali apa yang tak dibahas, apa yang tabu dimuat dalam majalah rsemi, dapat tempat disini. Tak jarang majalah indie melakukan eksperimen bentuk dan isi. Oplag terbatas, distribusi terbatas dan biasanya low budget. Jadi yang menarik adalah 'suara' yang dilantunkan majalah indie. Justru keunikan majalah jenis ini terletak di”kelemahannya”tadi(oplag, mutu cetak, distribusi). Selain itu dengan membuat majalah Indie, mahasiswa belajar berbicara dengan bahasa grafis yang tak selalu resmi seperti bahasa grafis untuk majalah resmi/non indie. Mahasiswa belajar pula bahwa desain grafis tak melulu mengabdi kepada kapitalisme tapi juga dapat dipakai untuk membuat statement grafis yang inspiratif, ekspresif dan kreatif. Membuat majalah indie itu tak usah dibebani pikiran laku tak laku, tapi yang penting”fun” dan paling tidak kita bisa melihat bagaimana tulisan dan gambar yang kita buat dihargai orang.Bagaimana kita menyuarakan aspirasi kita yang mungkin takkan pernah terwadahi di majalah resmi. Majalah Indie juga satu media yang efektif yang mungkin bisa menembus barikade kemapanan yang tak tertembus oleh majalah resmi.