SELAMAT DATANG

T
erima kasih Anda telah mengunjungi Grafikologia.

Grafikologia menyajikan menu bergizi seputar dunia desain grafis: ada teori desain, gambar, tipografi, strategi komunikasi, konsep visual, retorika visual, budaya visual, strategi media, membahas/memajang karya para mahasiswa dan tak lupa sedikit tips desain. Selamat menikmati grafikologia!

salam saya,

Rene Arthur

25.9.09

BICARA DENGAN BAHASA GRAFIS




Dalam berkomunikasi manusia menggunakan 2 jenis bahasa sekaligus, yakni bahasa kata dan bahasa visual. Anda sedang berbahasa kata ketika bicara menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa prokem dstnya. Bentuk bahasa kata ini bisa ucapan yang keluar dari mulut anda atau tulisan tangan anda. Namun berbahasa tidak cukup hanya kata,
anda juga menggunakan bahasa rupa ketika anda memanfaatkan logo, poster,brosur, web, , powerpoint melalui branding, promosi, advertising dllsbgnya. Inilah yang sering dilupakan orang. Bahasa rupa di jaman ini bahkan
amat kuat mendominasi budaya umat manusia. |Sehingga kini muncul istilah visual culture/ budaya visual. Budaya visual menuntut manusia untuk memiliki visual literacy. Visual literacy sendiri merupakan suatu kata yang dipinjam dari budaya bacatulis, artinya keberaksaraan atau melek huruf. Jadi visual literacy dapat diterjemahkan sebagai melek visual. Mengapa harus melek visual? Bukankan manusia tak perlu belajar melihat seperti ia belajar membaca dan menulis abjad? Tidak sesederhana itu. Orang ternyata perlu belajar visual grammar, visual language untuk dapat survive di era budaya visual. Terlebih bila orang itu berprofesi sebagai desainer grafis. Ia harus menguasai kosa kata visual dan fasih menggunakannya dalam pelbagai situasi komunikasi visual. Di era budaya visual, masyarakat tidak hanya berbicara dengan bahasa kata, tetapi juga dengan bahasa visual yang diutarakannya melalui kreativitas para desainer grafis.
Keterangan gambar: Poster-poster karya maestro Arminn Hoffman. Mencerminkan salah satu gaya bicara grafis mazhab desain grafis era modernisme: Simpel, bersih,reduktif, tertib dan lugas.