SELAMAT DATANG

T
erima kasih Anda telah mengunjungi Grafikologia.

Grafikologia menyajikan menu bergizi seputar dunia desain grafis: ada teori desain, gambar, tipografi, strategi komunikasi, konsep visual, retorika visual, budaya visual, strategi media, membahas/memajang karya para mahasiswa dan tak lupa sedikit tips desain. Selamat menikmati grafikologia!

salam saya,

Rene Arthur

19.11.07

Terapi visual/rupa

Karya desain grafis dapat bersifat terapi visual. Apa maksudnya? Kita tidak berbicara tentang terapi seni bagi pasien RSJ. Bukan juga desain grafis bagi penderita sakit jiwa.
Yang dimaksud adalah, suatu karya grafis dapat memberi efek terapi bagi masyarakat.
Karena masyarakat kita tidak hanya butuh desain grafis yang estetik, etis dan fungsional saja. Tetapi desain grafis yang memulihkan hati melalui mata.
Dewasa ini kita hidup ditengah dunia yang sarat kekerasan yang membuat hati nurani menumpul dan kurang peka. Indikasinya banyak, dalam skala nasional adalah berlarutnya penuntasan korupsi , ketidakpedulian pejabat terhadap rakyat tertindas, sedang dalam skala personal............. (silakan isi). Padahal telah beribu kotbah dan nasehat telah didengungkan, namun seolah angin lalu.
Desain grafis dapat berperan di tengah kondisi ini. Misalnya dalam menanggapi kasus korupsi. Desain grafis dapat berperan dengan membuat poster anti korupsi. Pesan yang yang disampaikan melalui visual tidak sekedar komunikatif dan persuasif. Tetapi bisa juga dekonstruktif/membuka perpektif baru/meyingkapkan. Sehingga orang tidak sekedar tertarik dan memahami pesan, tetapi juga melihat dirinya dalam perspektif baru/segar. Grafis desain dapat memberikan gambaran tak terduga mengenai suatu masalah, atau sudut pandang lain, atau.........pendeknya teks dan image di sini bak pisau bedah laser yang meyayat bagian terdalam hati. Barangkali akan timbul pertanyaan, gambar seperti apa yang mampu demikian? Jawabannya adalah relatif, tidak semata tergantung gambarnya, karena desain grafis juga bukan semata perkara gambar/teks indah, tetapi masalah ketepatan:
Strategi yang tepat,
gambar yang tepat,
pada saat tepat,
melalui media yang tepat
dan di tujukan kepada
orang/target yang tepat.
(Catatan : sebenarnya ini esensi semua desain grafis bermutu, namun disini hendak ditekankan pentingnya perspektif terapirupa dalam mendesain)

14.11.07

Spektrum Makna Visual

Bentuk hati yang kita bahas biasanya disebut sebagai icon.
Icon berasal dari eikon (Junani) yang berarti gambar. Dalam pemakaian bahasa, salah satu makna icon adalah gambar yang sederhana, lazimnya berukuran kecil.
Lambang hati termasuk kategori icon.
Dalam Eksperimen yang kita lakukan, kita melihat semacamspektrum bentuk.
Dari ekperimen yang tidak banyak mengubah bentuk aslinya, hingga ekperimen yang banyak mengubah bentuk atau bahkan merusak bentuknya. Perusakkan bentuk membuat kita kehilangan orientasi ketika memaknai icon. Makna justru menjadi rancu, karena referensi semula terhadap hati telah kehilangan jejaknya. Contoh: gambar daun keberuntungan/clover di atas kita lihat sebagai varian dari icon hati. Namun, bila clover tampil terpisah dari eksperimen hati lainnya, maka ia akan tak dikenali lagi asal usulnya.

13.11.07

poster uang 3

Sepintas poster ini tampak sederhana dalam ide. Namun bukankah ini perilaku orang yang tamak harta? Image tangan meraup/mencengkeram bukan hanya menjadi tingkah laku fisikal saja, tetapi secara batiniah, si tamak berjiwa seperti gambar poster ini. Dengan perkataan lain, mungkin ini potret batin kita, ketika menyikut kawan, menggusur tanah, memonopoli bisnis.
Oke, kembali ke...Grafis! Sebagai poster, Myra, mahasiswa pendesainnya berhasil membuat karya yang kuat dan menarik segera perhatian. Teks memperkaya makna gambar. Tutuplah bagian teks, maka Anda mendapat satu makna. Setelahnya, baca gambar beserta teksnya, maka makna tadi menjadi lebih dalam.
(Poster karya Myrazita, DKV5, FSRD UK Maranatha)

Poster Uang 2

Poster karya Ade tadi (lihat Poster Uang 1) meminjam sosok dollar Amerika dengan semboyan "In God We Trust" di plesetkan menjadi "In Lust We Trust". Makna poster ini bisa lebih jauh dari sekedar permainan kata, mengingat uang yang pilih merupakan mata uang negara adidaya Amerika Serikat.
Pendekatan dan suasana yang disampaikan poster di samping ini jauh berbeda. Bila poster karya Ade mengundang senyum, maka poster karya Hilda (mahasiswa DKV5) ini mengundang renungan. Inilah yang sedang terjadi di sekitar kita, inilah yang dikejar kejar para pejabat yang mulutnya berkata "demi rakyat".
Poster yang jelas dan langsung ke pokok masalah.

Poster Uang1

Poster barangkali merupakan salah satu media desain grafis yang cukup tua usianya. Walaupun ada suara suara yang mendengungkan bahwa poster telah mati, namun kenyataannya justru membuktikan sebaliknya. Seni poster kini justru banyak digunakan untuk mengangkat tema tema non komersial /sosial politik/ graphic agitation, kemudian bermunculan poster poster eksperimental. Bahkan poster yang dikoleksi museum museum kenamaan dunia, kini mulai menempati kedudukan yang setara karya seni lukis . Poster juga sangat efektif menyampaikan pesan sosial.
(Poster karya Celia DKV5, pesan semacam ini barangkali
menyentuh hati anak-anak. Sejak dini memang anak harus dididik untuk sadar)
Berikut ini adalah poster yang di desain oleh mahasiswa DKV FSRD UK Maranatha.
Waktu pengerjaan 2 X Pertemuan, teknik visualisasi bebas, ukuran A3. Semua poster harus mengangkat/mengolah teks "Akar Segala Kejahatan adalah Cinta Uang". Pengerjaan poster di bagi atas 3 tahap. Pertama membuat sketsa pensil, kedua asistensi dan pemilihan 2 alternatif desain, ketiga kedua desain tadi disempurnakan lagi dan dipilih salah satu terbaik untuk diperbesar/karya final. (Poster In Lust We Trust karya Ade, DKV 5)

12.11.07

Pesan Baru dari Pesan yang Lama

Semua orang tahu makna gambar hati berwarna merah , yaitu “cinta”. Bentuk hati ini ada dimana mana, kertas kado, boneka, kemasan, piring, kaos, permen, alat tulis, kartu ucapan. Entah mulai kapan ia hadir, namun sampai sekarang masyarakat masih menggunakannya secara bebas. Gambar hati ini telah menjadi semacam bahasa visual atau icon tentang cinta. Terkadang jenuh juga melihatnya. Kemudian, orang mengembangkannya dengan memberi panah yang menembusnya (jatuh cinta/kasmaran), atau dengan memberi retakan ditengahnya (patah hati). Dalam desain grafis, pesan yang jenuh/klise dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan lain (Pesan baru dari pesan lama). Semakin ia dikenal masyarakat semakin baik potensinya. Gambar- gambar hati di atas contohnya. Ia di buat oleh para mahasiswa desain grafis peserta kuliah retorika visual. Mereka mecoba mengolah icon hati secara visual. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan dari aspek visual, artinya operasi penambahan, pengurangan, penggantian dicoba dilakukan terhadap semua elemen visual (titik, garis, warna dstnya). Kesimpulannya: Mengubah visual berarti mengubah makna. Karya mahasiswa peserta kuliah retorika visual Universitas Kristen Maranatha Bandung: Kelyn, Cindy, Novi, Oli....

Lingkup Kerja Desain grafis

Komunikasi ada dalam semua segi kehidupan manusia. Sebab itu sangatlah sempit membatasi komunikasi desain grafis hanya pada aspek komersil saja (iklan misalnya). Seorang desainer grafis dapat melakukan banyak hal dan tidak terbatas pada corporate identity saja. Diagram di atas berupaya membuat semacam pemetaan luasnya lingkup garapan desain grafis. Menggunakan diagram di atas akan jelas proyek kampanye pemilu presiden kandidat A termasuk bagian mana. Termasuk proyek apakah logo Bank, kampanyr global warming dstnya. Diagram diatas juga mempermudah kita untuk mengatur strategi komunikasi visual, dengan jelas kita dapat melihat: Siapa klien kita Berapa Fee (berpengaruh pada material/media yg dipakai) Apa tujuan desain Di Ranah apa anda bekerja Gambar/Huruf macam apa yang efektif?

11.11.07

Studi Gambar, Huruf dan Makna

Mempelajari bagaimana manusia bereaksi menanggapi aneka gambar dan huruf sangat bermanfaat bagi kita yang bergelut di dunia desain grafis. 1. Mari mulai dari yang paling sederhana, yakni ”gambar” coreng moreng. Atau mungkin lebih tepat disebut sebagai coretan iseng anak kecil. Boleh dikata ”gambar” semacam ini belum memiliki bentuk yang dikenali. Apakah ini bermakna? Manusia pada dasarnya merupakan mahluk yang mencari makna. Jadi sekalipun coretan seolah tak berarti, manusia akan berupaya menemukan makna di dalamnya. Makna coretan tergantung dimana coretan dibuat. Makna jadi berbeda bila bila coretan ada dibuku pelajaran (kurang konsentrasi), berbeda pula bila coretan yang sama ada di tembok rumah (vandalisme). Jadi konteks dimana coretan itu hadir, berperan besar menentukan makna yang terkandung dan reaksi yang diambil. 2. Eksperimen dilanjutkan, bila kita beri coretan tadi teks/judul, misalnya kata ”PERANG”, maka akan terjadi makna baru yang berbeda dari makna sebelum gambar diberi teks. Kesimpulannya: selain konteks, teks sangat berperan besar di sini dalam menentukan makna. Mungkin gambar tidak jelas gambar apa, tapi teks mengarahkan pikiran kita kepada makna yang diharapkan. 3. Berikutnya, kini gambar yang jelas bentuk sosoknya kita gunakan. Misalnya foto keluarga, foto HUT, foto berita koran, singkatnya isinya jelas: apa yang digambar, siapa yang digambar, sedang apa.....(content). Apa kira kira reaksi pelihat? Sekarang, dengan mudahnya orang memaknai gambar. Tanpa kesulitan ia bisa menebak makna gambar tsb. Minimal ia tahu itu pohon, ini danau, perahu dsbnya. Golongan gambar naratif seperti ini bisa kita perlebar spektumnya dari gambar ilustrasi sketsa buatan tangan sederhana hingga gambar fotografis. Setiap orang bereaksi berbeda terhadap beraneka ragam isi dan teknik gambar.
"Setiap orang bereaksi berbeda
terhadap beraneka ragam
isi dan teknik gambar"
Ada yang bosan melihat foto danau dan melihatnya sekilas, namun amat mengagumi danau gambaran tangan, demikian sebaliknya. Reaksi orang terhadap isi dan bentuk suatu gambar ternyata tidak hanya ditentukan oleh apa yang tergambar, tetapi juga tergantung dari gambar- gambar apa yang biasa ia lihat.(habit) 4. Gambar jenis 3 tadi dapat kita golongkan pada jenis gambar wajar. Gambar yang selaras realita. Namun ada pula gambar yang tidak sesuai realita, yakni gambar gambar alam khayali (surealistik, manipulasi digital, alam mimpi). Gambar jenis ini menyuguhkan mahluk- mahluk aneh, monster, spesies baru yang tak sesuai referensi kenyataan hidup seharian. Namun, betapapun ganjilnya kombinasi sosok yang tercipta, manusia tetap tergelitik untuk mencari makna darinya. Bahkan seringkali ia menjadi lebih terpikat oleh gambar ganjil seperti ini. Gambar jenis ini memiliki berbagai karakter: dari gambar yang memberi efek fantastic hingga gambar yang menimbulkan shock.
5. Bagaimana seandainya jika gaya gambar yang kita ubah? Tampaknya perubahan gaya juga mempengaruhi makna gambar. Jadi selain isi, ternyata orang juga memaknai gambar dari gaya gambarnya. Seluruh rentetan sejarah seni budaya dapat menjadi saksi bagaimana pengaruh gaya dalam seni rupa. Mulai dari gaya dekoratif, stilasi art nouveau, minimalis swiss international style, hingga eklektisimenya postmodern. Gaya gambar mengusung berbagai pesan ,bisa historis , psikologis, politis, Religius, ideologis, dsbnya ( Pembahasan terinci dapat dibaca dalam buku “Graphic Style” karya Steven Heller dan Seymour Chwast). 6. Sekarang kita soroti penggunaan huruf dalam desain grafis. Huruf itu pengantar makna pesan yang kerapkali dianggap lebih tegas, akurat, obkjektif dan rasional dari pada gambar. Oleh karena itu ada typografer terkemuka berpesan bahwa suatu desain huruf harus jelas; karena fungsi utamanya untuk dibaca. Namun rupanya hukum pembiasaan juga berlaku untuk huruf. Apa yang dianggap jelas itu relatif, tergantung mata orang terbiasa melihat apa. Dewasa ini ada trend dalam desain grafis yang cenderung membuat huruf sulit dibaca/illegibility. Tetapi, justru karena sulit, pembaca yang jenuh dan terbiasa melihat tipografi yang jelas dan bersih, akan tertarik membacanya (fenomena David Carson). Inilah huruf mendekati corat corat. Di sini peran huruf mulai bergeser, dari pengungkap makna menjadi penyembunyi makna. Catatan: Kita tak perlu heran dengan kenyataan ini, dalam komunikasi sehari hari juga tidak selalu kita berkomunikasi dengan pesan yang jernih, adakalanya pesan itu kabur/ambigu.Tergantung fungsi dan maksudnya.
"Makna gambar dan huruf
dalam desain grafis itu
bisa makna tekstual, kontekstual,
kontentual, konseptual, habitual dan formal."
6. Dalam desain grafis , elemen visual dan verbal kerap bekerja sama mencipta makna. Contoh berikut: Gambar orang batuk bertulisan” Awas bahaya batuk ?” dengan gambar gunung meletus bertulisan “Awas bahaya batuk?”. Ada makna lain yang muncul ketika gambar huruf bersanding. Demikian seterusnya, kita dapat bereksperimen dengan melakukan berbagai kombinasi huruf dan gambar. Makna gambar dan huruf desain grafis itu terbentuk dari elemen tekstual, kontekstual, kontentual, konseptual, habitual dan formal. Inilah hal- hal yang patut dipertimbangkan agar pesan yang ingin kita sampaikan tepat sasaran.

7.11.07

Orkestrasi Media

Media dalam desain grafis tidak berdiri sendiri. Penggunaan media grafis harus kita lihat dalam konteks media media yang lainnya. Terlebih dalam sebuah kampanye grafis/ Branding/ Corporate Identity. Untuk lebih jelas kita lihat proyek DKV 5 yang menggarap refunction suatu gedung/plasa. Katakanlah yang digarap itu apartement atau sport center atau body care centre.
Pertama kita bagi dulu media yang beroperasi di lokasi dan media yang beroperasi di luar lokasi. Di luar lokasi kita menjangkau publik dengan promosi gencar, bisa brosur, poster, iklan TV, Publisitas di mass media. Semua media ini berfungsi persuasion: membujuk calon konsumenagar mau datang ke lokasi mall/pameran/dstnya. Publik yang tertarik akan mengunjungi lokasi. Seputar lokasi ia telah disambut berbagai media seperti billboard, spanduk, environmental graphics yang inviting/mengundang/memperkuat niat awal atau mengatakan Anda tak sia sia ke tempat ini. Sementara itu memasuki lokasi, apalagi lokasi yang relatif luas seperti Dufan/Taman Safari, pengunjung di bimbing oleh grafis wayfinding dan signage. Sehingga selain tak tersesat pengunjung juga punya kepastian parkir dimana, ada apa dan mengapa di lokasi. Di lokasi juga sudah ada media media lain seperti banner, supergraphics yang memperkuat atmospher toko/mall/tempat. Di lokasi, selain media outdoor adapula media yang indoor. Di dalam lokasi toko/mall/pameran pengunjung/konsumen diharapkan merasakan pengalaman tak terlupakan (experience). Desain Grafis juga dapat mendukung dan menambah semaraknya suasana. Selain signage toko, floor graphics, wallhanging, mural, banners termasuk juga decorative graphics di dalam gedung. Pulang dari lokasipun konsumen biasa di beri atau membeli stiker/gift/Tshirt/ sebagai kenangan. Media media ini berfungsi sebagai reminder(pengingat). Di luar lokasi, di rumah atau di kantor konsumen bisa membanggakan dirinya,"nih saya pernah ke tempat X" sambil membanggakan T shirtnya. Inilah yang dimaksud media dalam desain grafis tak berdiri sendiri. Ia merupakan suatu orkestrasi. Desainer grafislah dirigennya. Ibarat alat musik, ia harus menentukan kapan trompet, kapan biola atau kapan semua serentak berbunyi. Dan (masih memakai analogi musik) media media ini harus mengacu ke partitur lagunya, yakni "apa inti brandingnya". Semua ini dilakukan dengan membuat strategi media. Tanpa strategi media yang baik, visual sebaik apapun takkan sampai ke mata publik, visual yang tak sampai adalah visual yang gagal, kegagalan visual berarti kegagalan pesan.

5.11.07

Desain Grafis vs Desain Komunikasi Visual?

Dewasa ini paling tidak ada 2 kubu:Pertama, yang mempertahankan istilah desain grafis.Kedua, yang menggantinya dengan istilah desain komunikasi visual (DKV). Alasannya istilah desain grafis itu lahir di era kejayaan media cetak/ print-graphics, sedang kini kita telah memasuki era digital /motion graphics/multimedia. Jadi kita perlu istilah baru, Desain Komunikasi Visual sebagai "payung"dariprint, environmental, packaging, motiongraphics. Demikian kira-kira argumentasi kubu ke dua. Ternyata masalahnya tidak sesederhana itu, walaupun pendapat kubu keduadi sahkan oleh ICOGRADA, masih ada banyak pihak yang tidak sependapat. Ini dapat dilihatdi forum-forum diskusi internet dan beberapa literatur. Ternyata pihak kedua memiliki argumen yang tak kalah kuatnya.Tampaknya kita tak perlu ikut masuk ke dalam perdebatan berkepanjangan antarake dua kubu di atas. Sikap kita adalah lihat saja realita. Bahasa diciptakan untuk di-gunakan manusia. Buat apa istilah keren tapi cuma jadi hiasan kamus belaka.Realita keseharian adalah orang tetap memakai menggunakan istilah desain grafis/desainer grafis dalam percakapan, stationary dsbnya. Mungkin karena enak kedengarannya.Lucunya, secara bersamaan istilah DKV juga dipakai. Jadi jangan heran kalau mendengar"saya masuk jurusan DKV' tetapi dikartu namanya tertera graphic designer. Istilah Desain Grafis dan DKV memang tak perlu dipertentangkan.Grafis (graphein) berarti goresan/torehan di atas suatu permukaan.Hasil torehan ini bisa berujud huruf, bisa juga gambar. Jadi lebih lanjut grafis berarti juga citra atau aksara.
Sejak purbakala manusia telah membuat torehan di dinding batu, di pasir, di atas gerabah, bahkan di atas kulit tubuhnya sendiri.
"Sejak purbakala manusia telah
membuat torehan di dinding batu,
di pasir, di atas gerabah,
bahkan di atas kulit tubuhnya sendiri"
Akhirnya torehan/guratan yang dibuat pada permukaan berkembang dari gambar >piktogram>ideogram lalu menjadi aksara. Torehan mulai berkembang di atas perkamen, tembok, dan kertas. Dan yang mengagetkan adalah torehan gambar dan huruf yang dibuat pada umumnya berfungsi komunikasi visual. Jadi bukan dalam pengertian lukisan atau fine art seperti yang kita kenal sekarang. Phillip B. Meggs dalam bukunya History of Graphic Design memberikan contoh-contoh yang menarik tentang hal ini. Saat fotografi ditemukanpun, prinsip toreh/grafis inipun tak lenyap. Klise foto/kertas foto bersalut zat kimia peka cahaya di toreh oleh garis garis cahaya yang masuk melalui lensa kamera. Mungkin karena itulah ia di sebut foto(cahaya) grafi/grafis(torehan): menoreh atau menggambar dengan cahaya.
Ketika era digital memasuki kehidupan kita, prinsip toreh inipun tetap berlangsung. Gambar dan Huruf yang terproyeksikan di layar komputer inipun dihasilkan dari torehan program digital pada disket atau cakram. Pada era digital prosesnya menggunakan teknologi. Gambar yang kita ingin rekam harus dikonversi menjadi data digital yang di rekam diatas disket/cakram. Selanjutnya jika ingin dibaca kembali pada kesempatan lain, ia harus dapat dibaca kembali dengan baik. Jika permukaan disket/cakram cacat karena tergores atau terkena jamur, maka gambar tidak timbul di layar. Keistimewaan media penyimpan digital dibanding dengan media penyimpan analog (buku, flyer,sertifikat) adalah kapasitasnya yang dapat menyimpan data ratusan, bahkan ribuan kali lipat. Semua contoh di atas termasuk graphein/grafis. Bedanya hanya pada proses. Ada yang berproses secara langsung dan ada yang tak langsung. Demikianlah desain grafis, ia menoreh/menggurat/menggoresyang ditoreh bisa berupa citra dan aksarapada suatu permukaan tertentu, (batu, kayu, kulit, kertas atau piring magnetik)dengan perantaraan aneka alat (ranting,cat, kuas, pena, pensil, cahaya). Dengan pemahaman ini maka pengertian istilah Desain Grafis bisa menjadi seluas DKV.

grafikologia: Apa & Mengapa

nama Grafikologia berasal dari gabungan kata
grafis (desain grafis)
dan logi (ilmu).
Blog ini memang berisi hal hal seputar dunia desain grafis seperti grafis untuk keperluan persuasi, informasi, instruksional, entertainment dan identitas dan seterusnya.
Lalu apa maksudnya kata logi(ilmu).Untuk istilah Logi di sini silakan Anda tafsirkan sebagai suatu disiplin ilmu. Mengingat desain grafis (sebagai bagian seni rupa) kini telah didukung oleh ilmu komunikasi,psikologi,antropologi,semiotika,marketing,teknologi informasi dsbnya.Pergaulan desain grafis dengan pelbagai disiplin ini akhirnya akan melahirkan ilmu desain grafis.Sebagai contoh ilmu desain grafis: retorika visual, konsep visual,sejarah desain grafis,analisa desain grafis.

Bunyi akhiran kologi juga menyiratkan makna lingkungan,seperti dalam ekologi. Maksudnya tentu adalah lingkungan/dunia desain grafis.Itulah yang kita bahas dalam blog ini: dunia desain grafis.

Di samping itu, istilah logi yang berarti ilmu dapat pula dikaitkan dengan latar belakang penulis sebagai pendidik di bidang desain komunikasi visual.

Akhir kata, sekalipun tujuan utama pembuatan blog ini adalah untuk para mahasiswa yang saya ajar,blog ini dapat pula dimanfaatkan oleh pencinta desain grafis.