SELAMAT DATANG

T
erima kasih Anda telah mengunjungi Grafikologia.

Grafikologia menyajikan menu bergizi seputar dunia desain grafis: ada teori desain, gambar, tipografi, strategi komunikasi, konsep visual, retorika visual, budaya visual, strategi media, membahas/memajang karya para mahasiswa dan tak lupa sedikit tips desain. Selamat menikmati grafikologia!

salam saya,

Rene Arthur

7.11.07

Orkestrasi Media

Media dalam desain grafis tidak berdiri sendiri. Penggunaan media grafis harus kita lihat dalam konteks media media yang lainnya. Terlebih dalam sebuah kampanye grafis/ Branding/ Corporate Identity. Untuk lebih jelas kita lihat proyek DKV 5 yang menggarap refunction suatu gedung/plasa. Katakanlah yang digarap itu apartement atau sport center atau body care centre.
Pertama kita bagi dulu media yang beroperasi di lokasi dan media yang beroperasi di luar lokasi. Di luar lokasi kita menjangkau publik dengan promosi gencar, bisa brosur, poster, iklan TV, Publisitas di mass media. Semua media ini berfungsi persuasion: membujuk calon konsumenagar mau datang ke lokasi mall/pameran/dstnya. Publik yang tertarik akan mengunjungi lokasi. Seputar lokasi ia telah disambut berbagai media seperti billboard, spanduk, environmental graphics yang inviting/mengundang/memperkuat niat awal atau mengatakan Anda tak sia sia ke tempat ini. Sementara itu memasuki lokasi, apalagi lokasi yang relatif luas seperti Dufan/Taman Safari, pengunjung di bimbing oleh grafis wayfinding dan signage. Sehingga selain tak tersesat pengunjung juga punya kepastian parkir dimana, ada apa dan mengapa di lokasi. Di lokasi juga sudah ada media media lain seperti banner, supergraphics yang memperkuat atmospher toko/mall/tempat. Di lokasi, selain media outdoor adapula media yang indoor. Di dalam lokasi toko/mall/pameran pengunjung/konsumen diharapkan merasakan pengalaman tak terlupakan (experience). Desain Grafis juga dapat mendukung dan menambah semaraknya suasana. Selain signage toko, floor graphics, wallhanging, mural, banners termasuk juga decorative graphics di dalam gedung. Pulang dari lokasipun konsumen biasa di beri atau membeli stiker/gift/Tshirt/ sebagai kenangan. Media media ini berfungsi sebagai reminder(pengingat). Di luar lokasi, di rumah atau di kantor konsumen bisa membanggakan dirinya,"nih saya pernah ke tempat X" sambil membanggakan T shirtnya. Inilah yang dimaksud media dalam desain grafis tak berdiri sendiri. Ia merupakan suatu orkestrasi. Desainer grafislah dirigennya. Ibarat alat musik, ia harus menentukan kapan trompet, kapan biola atau kapan semua serentak berbunyi. Dan (masih memakai analogi musik) media media ini harus mengacu ke partitur lagunya, yakni "apa inti brandingnya". Semua ini dilakukan dengan membuat strategi media. Tanpa strategi media yang baik, visual sebaik apapun takkan sampai ke mata publik, visual yang tak sampai adalah visual yang gagal, kegagalan visual berarti kegagalan pesan.