SELAMAT DATANG

T
erima kasih Anda telah mengunjungi Grafikologia.

Grafikologia menyajikan menu bergizi seputar dunia desain grafis: ada teori desain, gambar, tipografi, strategi komunikasi, konsep visual, retorika visual, budaya visual, strategi media, membahas/memajang karya para mahasiswa dan tak lupa sedikit tips desain. Selamat menikmati grafikologia!

salam saya,

Rene Arthur

14.4.08

Grafikota 7: Pendekatan Desain Grafis:Gagasan Awal



Seni rupa kota itu bukan hanya arsitektur, pertamanan, monumen atau tata kota saja, tetapi juga desain grafis. Berbicara tentang Desain grafis dikota bukan hanya bicara tentang iklan yang bertebaran dipelbagai sudut kota, tatapi berbicara tentang bagaimana peranan desain grafis di suatu kota. Ada satu cabang seni rupa yang sering terlewatkan dari pembahasan seni rupa kota,
yakni desain grafis kota. Memang telah banyak buku grafis membahas iklan kota, namun umumnya iklan /desain grafis dibahas terpisah dari kota secara keseluruhan. Padahal unsur desain yang satu ini ada dimana mana sejauh mata memandang. Ia melekat digedung sebagai papan nama toko, bahkan seringkali menutupi gedung dengan iklan. Dijalan kita melihat rambu lalin, Desain grafis kota bisa memperindah atau merusak kota. Kota itu ibarat buku, yang memiliki tata letak, grid, teks dan gambar. Bedanya jika buku memiliki grid yang menata huruf dan gambar maka kotapun memiliki grid. Umumnya kota dibahas dari segi arsitektur atau dari ilmu tata kota. Namun dalam tulisan ini kita akan membahas kota dari sudut pandang tak lazim, yakni sudut desain grafis: Buku. Bila seorang desainer membuat desain papan nama toko ia tidak sendiri, ada Ya, kota bisa kita bahas dan pandang dari kacamata desain grafis. Kalau dalam desain grafis ada layout atau tata letak, maka kotapun pemiliki layout. Jikalau dalam desain grafis ada grid maka kotapun memiliki grid. Bila dalam desain grafis memanfaatkan tipografi dan gambar sebagai elemen visualnya, maka kotapun memiliki tipografi dan gambar yang tampak pada tampilan visual papan nama toko, signage iklan, dstnya. Di satu jalan bisa penuh teriakan huruf riuh rendah di tempat lain ia bersuara sangat elegan. Ya, kota berkomunikasi dengan kita melalui semua elemen yang diutarakan tadi. Ketika seorang desainer membuat billboard ia tak sendiri. Masih ada ratusan desainer lainnya yang juga membuat papan reklame membuat brosur dan papan nama toko. Semua mencoba berkomunikasi dengan penghuni kotanya. Jadilah ia lingkungan grafis iklan, lingkungan logo dsbnya. Disini terbuka peluang untuk polusi visual atau simfoni grafis. Kembali ke desain grafis kota. Lingkupnya bisa dibagi atas grafis yang permanen (gedung signage iklan) dan yang tak permanen (orang, mobil dll). Selain itu juga terbagi atas panorama siang dan panorama malam kota. Semua faktor ini harus ikut dipertimbangkan.