SELAMAT DATANG

T
erima kasih Anda telah mengunjungi Grafikologia.

Grafikologia menyajikan menu bergizi seputar dunia desain grafis: ada teori desain, gambar, tipografi, strategi komunikasi, konsep visual, retorika visual, budaya visual, strategi media, membahas/memajang karya para mahasiswa dan tak lupa sedikit tips desain. Selamat menikmati grafikologia!

salam saya,

Rene Arthur

22.9.09

GAMBAR YANG MENGHIPNOTIS


Dr Marshall Soules dari Univ. Malaspina-College mengajukan suatu eksperimen kecil.  Anda diminta untuk membayangkan, antara lain:
satu gambar yang menakutkan,
gambar tak dapat dihapus dari pikiran,

gambar yang menginspirasi, gambar yang membuat sedih atau berduka, 
gambar membangkitkan patriotisme,
memotivasi untuk berbuat baik,
gambar yang merupakan personifikasi kejahatan,
gambar yang mengingatkan pada spiritualitas,
gambar yang membuat paranoid
Eksperimen kecil ini tidak saja membuktikan kekuatan gambar, tetapi juga bagaimana gambar dapat menjelajah sampai ke alam bawah sadar anda. Gambar seolah dapat menghipnotis (baca:kuat) orang.



Gambar-gambar yang muncul dibenak anda bisa saja berasal dari gambar yang pernah anda lihat di internet, slebaran, poster, stiker, koran, billboard, T-Shirt dan berbagai media lainnya. Sebagian besar tidak dipasang secara kebetulan. Dibalik itu ada seorang desainer grafis (atau yang mengambil peran desainer grafis) yang merencanakan/mendesain itu semua: Pemunculannya telah diperhitungkan masak-masak untuk menghasilkan berbagai efek yang diinginkan desainernya. Bagaimana prosesnya?

1.Memilih gambar yang tepat
Buka mata Anda, lihatlah ada berbagai jenis, tipe, gaya gambar didunia. Foto bukan satu-satunya, gambar hasil komputer bukanlah yang terbaik. Ada gaya wayang, gambar candi, prasejarah, stilasi, kartun, drawing, graffiti, vignette, sketsa, tatto, dstnya. Apa yang Anda anggap bagus belum tentu efektif bagi orang yang menjadi sasaran pesan Anda. Pilih gambar yang paling tepat. Karena tiap genre/tipe/corak/gaya punya kekuatannya (Barangkali disiplin Semiotik, Ikonologi, Simbologi; Para pakar Barat seperti Freud, Jung, WJT Mitchell, Gombrich, James Elkins, Van Leeuwen dan pakar dari Timur Primadi Tabrani, Jacob Sumardjo, Sanento dan Wiyoso dapat membantu.

2.Menggunakan media yang tepat
Gambar tak melayang di udara, ia harus melekat pada suatu material, apakah itu kertas, layar monitor atau billboard. Dengan kata lain, gambar harus punya media. Ada banyak media yang bisa digunakan, dari manual sampai digital, dari sederhana sampai rumit, dari konvensional sampai eksperimental. Jadi jangan langsung buat poster, atau brosur. Tanyalah, sudah tepatkah media ini?
3.Mengarahkannya  kepada sasaran yang tepat, pada saat yang tepat pula.
Tahap ini sebenarnya tak dapat dilepaskan dari kedua tahap sebelumnya. Bagaimana mengetahui sasaran yang tepat, Barangkali ilmu marketing dapat membantu dengan STP(Segmenting,Targeting,Positioning).

Gambar berikut adalah gambar Kertaghosa Bali. Apakah ini 'desain grafis kuno?'Sebab gambar dibuat bagi para pelaku kejahatan yang sedang diadili di gedung itu. Sambil menanti keputusan mereka di kelilingi olah gambar-gambar penghakiman bagi para pendosa. Apa fungsi gambar ini? Menakuti?Menyadarkan?Atau..?
Gambar ini mungkin tak terlalu menggetarkan mata kita, namun bagi mereka yang diadili, saat itu, yang hidup di era itu, mungkin bagaikan kita melihat dan terhanyut oleh gambar di layar bioskop atau game komputer.